Selasa, 11 Desember 2012

REVIEW 6 : EKSISTENSI KOPERASI WANITA DI INDONESIA


REVIEW 6 :
EKSISTENSI KOPERASI WANITA DI INDONESIA

Oleh :
AUZA DJAMIL HAKIM dan RIANA PANGGABEAN

Berisi :
METODE PENULISAN
            Tulisan ini merupakan ringkasan dari Kajian terhadap Koperasi Wanita pada Tahun 2006. Data yang digunakan bersumber dari hasil kajian tersebut yang menggunakan data sekunder dan data primer. Dampak kebehasilan kopwan di liput dari 7 responden yaitu : (1) Pengrajin Konveksi dan Bordir di Kabupaten Bukit Tinggi Prop Sumatera Barat, (2) BK3I di DKI Jakarta, (3) Kartini di Kab. Sleman DI Jogyakarta, (4) Setya Bhakti Surabaya Jawa Timur, (5) Dian Wanita Kab. Pasuruan Jawa Timur, (6) Anisa Propinsi NTB dan (7) Koperasi Wanita Panggayo Maju Maluku. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif
dan analisis kuantitatif dengan batuan software Microsoft Access dan Microsoft Excel. (Lexy, 1993).

EKSISTENSI KOPERASI WANITA
            Keberadaan Koperasi Wanita (kopwan) di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1 menjelaskan bahwa (1) jumlah koperasi wanita di Indonesia per tanggal 26 Desember 2006 sebanyak 1517 berada di 315 Kabupaten/kodya. Jumlah koperasi terbanyak berada di Propinsi Jawa Timur yaitu 213 kopwan. Jumlah kopwan paling sedikit terdapat di Maluku Utara yaitu hanya 10 buah. Dari sisi jumlah kopwan di masing-masing propinsi menggambarkan adanya kesenjangan antara jumlah kopwan yang ada di Jawa dan luar Jawa. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah kopwan di Propinsi Jateng yaitu 96 kopwan dan Jabar 191 kopwan. Keadaan
ini diduga karena jumlah penduduk yang ada di Jawa lebih besar dibanding dengan propinsi-propinsi lain sehingga kebutuhan terhadap keberadaan kopwan juga jauh lebih tinggi di Jawa dibandingkan dengan propinsi-propinsi lainnya.

Tabel 1. Keberadaan Koperasi Wanita di Indonesia
No
Peubah/Variabel
Satuan
Jumlah
1
2
3
4
1
Jumlah Koperasi wanita
Orang
1517
2
Jumlah Anggota
Orang
220.740
3
Jumlah Manager
(1)   Perempuan
(2)   Laki-laki

Orang
Orang
264
212
52
4
Jumlah Karyawan
(1)   Perempuan
(2)   Laki-laki

Orang
Orang
2027
1774
253
5
Pelaksanaan RAT
(1)   Sudah
(2)   Belum
(3)   Tak ada data

%
%
%

54
5
41
6
Umur Kopwan
(1)   1-24 thn
(2)   Terbanyak
(3)   Sedang
(4)   Sedikit

Thn
Thn
Thn
Thn

100
8
24
14
7
Modal
Rp/juta
831.000
8
Volume Usaha
Rata-Rata V Usaha Kopwan
Rp/triliun
Rp/juta
1.410
1.856
9
Jumlah Kabupaten
Kab/kodya
315
10
Jenis Usaha
(1)   Simpan Pinjam
(2)   Serba Usaha
(3)   Produksi
(4)   Konsumsi
(5)   Tak ada data

%
%
%
%
%

65
22
1
4
8
11
SHU
Rp/milyar
118
Sumber: Dinas Propinsi (diolah).
Data primer per 26 Desember 2006

Realitas tersebut dipengaruhi oleh faktor intensitas pembinaan dari lembaga yang berkompeten untuk mendorongan pembangunan koperasi di Jawa dibandingkan dengan propinsi-propinsi lainnya. (1) jumlah anggota 220.740 orang, jadi ratarata jumlah anggota kopwan 145 orang. (2) Jumlah manajer wanita 212 orang dan jumlah manajer laki-laki 52 orang. Dibanding dengan jumlah kopwan maka kopwan yang memiliki manajer hanya 15 persen (%), koperasi yang 85% tidak memiliki manajer, langsung ditangani pengurus. (3) Jumlah karyawan sebanyak
2.027 terdiri dari karyawan perempuan sebanyak 1774 orang dan karyawan lakilaki sebanyak 253 orang. Dibanding dengan jumlah kopwan maka setiap kopwan memiliki karyawan rata-rata 1 sampai 2 orang (4) Jumlah modal kopwan sebesar Rp. 831 milyar.
(1)   Jumlah Anggota Kopwan di Indonesia
Total jumlah anggota kopwan di 31 Propinsi di Indonesia adalah:
220.740 orang. Rata-rata jumlah anggota per koperasi sebanyak 145 orang.
Rincian jumlah anggota kopwan dalam dilihat dalam Gambar 1. berikut ini:

Gambar 1. Jumlah Anggota Koperasi Wanita Indonesia
Jumlah anggota kopwan terbesar antara 40 – 160 orang yaitu kurang lebih sekitar 71%. Terdapat kecenderungan bahwa kopwan yang berjumlah anggota besar (lebih di atas 180 anggota kopwan) persentasenya kecil. Artinya jika skala kopwan ditentukan berdasarkan jumlah anggotanya maka jumlah kopwan dengan skala yang besar persentasenya kecil. Hal ini sesuai dengan keadaan lapangan bahwa jumlah anggota kopwan memang relative sedikit dibanding dengan koperasi biasa. Namun walaupun jumlahnya sedikit pelayanan koperasi konsisten dan berkelanjutan sehingga ukuran jumlah anggota yang besar bukan merupakan indikator keberhasilan koperasi yang memadai. Dengan kata lain jumlah kopwan yang berhasil menjadi besar (dari sisi jumlah anggotanya) di Indonesia kecil jumlahnya.

(2)   Jenis Usaha Kopwan di Indonesia
Hasil penelitian ini menunjukkan keragaman kopwan dilihat dari sisi jenis usaha yang digelutinya dijelaskan pada Gambar 2. berikut ini :
Gambar 2 : Koperasi Wanita menurut Jenis Usaha

Gambar 2. di atas menunjukkan bahwa dari total jumlah kopwan yang ada, jenis kegiatan kopwan yang terbanyak adalah jenis kegiatan simpan pinjam sebanyak 65% ( persen), usaha Serba Usaha (22%), Konsumsi (4%), Produksi (1%) dan 8% lainnya tidak memberikan data. Pengamatan lapang menunjukkan bahwa pada umumnya kopwan mengawali kegiatannya dengan unit simpan pinjam. Kemudian  mengembangkan usahanya ke serba usaha dengan berbagai kegiatan seperti; pengadaan berbagai kebutuhan pokok dalam waserda, usaha produksi (misalnya batik) dan kredit konsumsi (kredit yang lebih khusus untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, kebutuhan anak sekolah,sakit), kegiatan jasa (pendidikan; pendirian TK/Taman Kanak-kanak). Kecenderungan jenis usaha tersebut menunjukkan tidak saja jenis usaha simpan pinjam secara ekonomi menguntungkan tetapi juga sekaligus menggambarkan kebutuhan riil dari sebagian besar perempuan anggota koperasi. Niat pemerintah untuk mengembangkan dan memperkuat kopwan melalui usaha simpan pinjam sangat tepat dalam rangka mengerakkan ekonomi di tingkat paling bawah. Namun niat itu harus betul-betul diwujudkan dan mengikuti perkembangan kopwan. Karena keberhasilan tidak boleh mendadak jika kopwan selama ini tumbuh secara alami dan tahan terpaan krisis. Pemerintah juga harus mengikuti dengan kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan yang lebih berakar dan kuat.

(3)   Penyelenggaraan RAT Kopwan di Indonesia
Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dalam penelitian ini merupakan salah satu indikator status aktif tidaknya koperasi wanita. Temuan menunjukkan bahwa hanya 54% kopwan melaksanakan RAT secara teratur, 5% belum dan sebanyak 41% tidak diketahui apakah kopwan bersangkutan melaksanakan atau tidak :

Gambar 3: Persentasi Jumlah Kopwan Melaksanakan RAT
Penyebab masih banyaknya kopwan belum melaksanakan RAT, hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa masih banyak kopwan belum mampu melaksanakan RAT karena skala usahanya masih kecil. Sebagaimana diketahui penyelenggaraan RAT membutuhkan biaya yang cukup besar. Namun sebagian kopwan juga kurang disiplin untuk mentaati aturan RAT tersebut. Disatu sisi RAT merupakan petunjuk berjalannya roda oganisasi itulah sebabnya indikator ini menjadi status keaktifan koperasi sebagaimana halnya koperasi lain. Disisi lain masih banyak kopwan yan belum melakukan RAT. Bagi yang belum melaksankan RAT perlu di ketahui dan dibina agar melakukan RAT.

(4)   Modal Kopwan di Indonesia
Secara umum, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Berdasarkan hasil pendataan ini memperlihatkan bahwa total modal kopwan di 31 propinsi berjumlah Rp. 831 milyar (modal sendiri dan modal luar). Jumlah tersebut terdiri dari total modal sendiri berjumlah Rp. 426.056.204.000 atau (51,24%). Dan total modal luar berjumlah Rp. 405.507.288.000 atau sebesar (48,76%). (Lihat Gambar 4 dan Gambar 5) Struktur permodalan kopwan yang ada saat ini menunjukkan kondisi yang cukup baik karena perbandingan modal sendiri masih relative lebih besar dibandingkan dengan modal luar, meskipun persentase perbedaannya kecil Hal ini menunjukkan dalam pengelolaan modal kopwan cukup baik karena perempuan memiliki unsur kehati-hatian.

Gambar 4. Persentasi Modal
Informasi lain yang dapat menjelaskan jumlah modal yang saat ini dimiliki kopwan ternyata relatif kecil dan perputaran sangat lambat. Mengapa demikian? Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa variasi simpanan pokok dan simpanan wajib pada kopwan jumlahnya rendah. Dari hasil penelitian kualitatif ditemukan bahwa variasi simpanan pokok kopwan secara rata-rata rendah berkisar Rp. 1.000 - Rp. 20.000. Pada kopwan yang besar seperti di Jawa Timur, DKI dan Ambon Maluku ada yang jumlah simpanan pokoknya relative besar berkisar antara Rp.500.000 – Rp. 1 juta. untuk posisi modal luar terbesar dimiliki oleh Koperasi Teratai, yang terletak di Proponsi Sulawesi Selatan yang berjumlah Rp. 4,460 milyar. Sedangkan jumlah modal luar terkecil dimiliki oleh Koperasi Mawar, Bondowoso (Jatim) yaitu sebesar Rp. 192.000. Pada umumnya sumber modal luar diperoleh dari bank, dana bergulir (bantuan pemerintah) diantaranya dari program agribisnis dan dana subsidi BBM.

Gambar 5. Kepemilikan Modal Luar

(5)   Volume Usaha Kopwan di Indonesia
Total volume usaha seluruh kopwan di 31 propinsi sebesar Rp. 1.401 trilyun. Volume usaha rata-rata per koperasi Rp. 1,856 juta. Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi (kurang lebih 21%) adalah kopwan dengan besaran volume usaha Rp. 20 juta, Rp 40 juta (sekitar 14%) dan volume usaha lebih dari Rp. 560 jutaan sebesar (12%). Sementara persentase volume usaha kopwan lainnya sangat variatif berkisar antara Rp. 60 jutaan – Rp. 560 jutaan. Dengan gambaran besaran volume usaha yang dimiliki kopwan tersebut maka kopwan sebagian besar dapat digolongkan adalah pengusaha mikro. Hasil penelitian dilapangan memperlihatkan bahwa volume usaha terbesar ada di Kopwan Kartika Chandra – Jatim sebesar Rp. 110 milyar. Sementara volume usaha terkecil dimiliki oleh Kopwan Mawar – Jabar, sebesar Rp. 208.000.

Gambar 6. Persentasi Volume Usaha
Kopwan dengan volume usaha terkecil ada pada kopwan beranggotakan 25 orang dengan usia koperasi 7,7 tahun. Data tersebut sekaligus menujukkan bahwa masih terdapat kelemahan yang mendasar yang dimiliki kopwan dalam pengelolaan usaha sehingga dengan jumlah umur yang relative tidak muda namun volume usaha yang dimilikinya masih sangat kecil.

(6)   Sisa Hasil Usaha (SHU) Kopwan di Indonesia
Salah satu indikator keberhasilan dari sebuah koperasi dapat dilihat dari besaran SHU nya. Besaran SHU tidak saja menunjukkan aktivitas koperasi, partisipasi dan kontribusi anggota koperasi terhadap kegiatan koperasi tetapi juga keuntungan koperasi yang dapat dibagikan dan dinikmati anggota kopwan. Total SHU kopwan yang ada di 31 propinsi sebesar Rp. 118 milyar dengan rata-rata SHU per koperasi sebesar Rp.172 juta atau kira-kira 11 persen. Perincian besarnya SHU kopwan di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 7. berikut ini:

Gambar 7. Persentasi Jumlah SHU
Berdasarkan Gambar 7 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar kopwan (33%) memiliki SHU sebanyak Rp 2 juta, 15% memiliki SHU sebesar Rp. 4 juta, 6% Rp. 11 juta. Sisanya terpencar dan bervariasi antara Rp. 8 juta sampai dengan Rp. 56 juta. Jika dilihat prosentase terbesar SHU kopwan yang hanya berkisar antara Rp 2-6 juta menunjukkan bahwa nilai SHU kopwan masih sangat kecil. Artinya bahwa nilai balik yang dapat dinikmati oleh anggota kopwan juga relative masih rendah.

(7)   Umur Kopwan di Indonesia
Umur kopwan yang ada di Indonesia berada pada 1 sampai 24 tahun seperti. Pada pada Gambar 8. berikut ini:

Gambar 8. Persentasi Umur Koperasi Wanita
Gambar 8 di atas memperlihatkan bahwa usia kopwan merupakan indikator keberadaan kopwan di Indonesia. Diluar informasi ini dalam studi kasus ditemukan ada kopwan yang sudah berusia diatas 40 tahun yaitu Kopwan K3W terletak di Kemayoran DKI Jakarta. Koperasi tersebut eksis sampai dengan sekarang walaupun telah dipimpin oleh beberapa generasi wanita. Mereka eksis terhadap guncangan politik pada Tahun 1965. Jumlah kopwan yang berusia 24 tahun sebanyak 9% Diantara rentang usia itu jumlah kopwan terbanyak berusia 8 tahun dan jumlah kopwan berusia terkecil terdapat pada usia 14 tahun. Jika rentang umur ini dikelompokkan maka sebagian besar kopwan yang ada sekarang berusia antara 1 sampai 12 tahun. dan antara umur 13 sampai 24 tahun jumlah kopwan relative kecil.

(8)   Jumlah Manager Kopwan di Indonesia
Keberadaan manager pada kopwan. menunjukkan bahwa 70 persen lebih kopwan tidak memiliki manager, sementara 23,95% memiliki 1 (satu) orang manajer dan 1,9% memiliki 2 orang manajer. Dengan kata lain hanya 334 kopwan dari total kopwan yang berjumlah 1.517 unit yang memiliki manajer. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa manajemen kopwan saat ini umumnya dijalankan oleh pengurus baik secara full time maupun part time. Manajemen kopwan saat ini dijalankan melalui jam kerja pengurus dan sebagian anggota (khususnya ketua kelompok pada koperasi yang mengembangkan strategi kelompok) Sejauh ini dengan mekanisme yang dikembangkan manajemen koperasi (khususnya pada kopwan yang dijadikan studi kasus) dapat berjalan dengan baik.

(9)   Jumlah Karyawan Kopwan di Indonesia
Jumlah karyawan perempuan dan laki-laki yang terserap di kopwan secara detail dapat dilihat di Gambar 10. Berdasarkan Gambar 10, menunjukkan beberapa temuan yang menarik. Pertama, jumlah total tenaga kerja/karyawan yang bekerja di kopwan sebanyak 1.760 orang. Artinya kopwan memiliki peranan tidak saja memberikan keuntungan kepada anggotanya tetapi juga dalam hal penyerapan tenaga kerja. Kedua, meskipun statusnya sebagai kopwan, namun tenaga kerja/karyawan yang bekerja di kopwan juga menyerap  tenaga kerja/karyawan laki-laki. Perbandingan jumlah karyawan perempuan sebesar 1.576 karyawan atau (89,5 %), sementara jumlah total karyawan laki-laki yaitu 184 orang atau sebesar 10%. Dukungan dari studi kualitiatif menunjukkan bahwa pada umumnya tenaga kerja/karyawan laki-laki dipekerjakan sebagai petugas lapangan atau debt collector. Sementara tenaga kerja /karyawan perempuan sebagian besar bekerja di bagian administrasi pembukuan atau keuangan.

Gambar 10. Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelaminr
Hasil penelitian kualitatif juga menujukkan bahwa selain menyerap tenaga kerja/karyawan tetap, kopwan juga mempekerjakan petugas/karyawan tidak tetap. Mereka biasanya difungsikan sebagai petugas lapangan part time/pendamping. Pada beberapa koperasi tenaga kerja/karyawan tidak tetap memperoleh uang transport pada saat melakukan kunjungan ke per kelompok (Rp. 40.000,00-Rp. 75.000,00) per kali datang/kelompok.

(10)                       Gambaran Tentang Keuangan Kopwan di Indonesia
Secara kuantitatif, penelitian ini juga berusaha untuk mengolah data yang berkaitan dengan keuangan koperasi yang terdiri dari rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas.Data tersebut merupakan hasil dari cross beberapa variable. Sayangnya dari yang terkumpul, hanya data mengenai rentabilitas yang dapat dikeluarkan. Data yang dihasilkanpun nampaknya tidak dapat menggambarkan kondisi riil yang sebenarnya karena kondisi beberapa data yang tidak baik. Ada banyak kekosongan data (yang tidak diisi oleh koperasi maupun dinas koperasi di tingkat Propinsi dan Kabupaten) yang tidak memungkinkannya data mengenai solvabilitas dan likuiditas untuk dapat ditampilkan.

(11)                       Dampak Koperasi Wanita Terhadap Anggota dan Lingkungan
Untuk menguatkan keberadaan Koperasi wanita di Indonesia dibawah ini ada 7 unit Kopwan yang diwawancara langsung untuk mengetahui sejauhmana dampak kopwan terhadap anggota dan lingkungannya di jelaskan sebagai berikut:
(a) Kopinkra Sulaman Bukit Tinggi
Sejak koperasi ini menangani usaha simpan pinjam, dampak usaha simpan pinjam bagi anggota sangat nyata antara lain (1) anggota dapat mengembangkan usaha melalui modal yang diterima dari koperasi, (2) anggota dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke Perguruan Tinggi bahkan sekarang ada beberapa keluarga yang anaknya telah lulus dan mereka sudah bekerja, (3) pengusaha berkembang dari usaha keliling menjadi pengusaha yang mempunyai toko bahkan ada yang sudah kerjasama dengan pasar Tanah Abang di Jakarta.
(b) Koperasi Kartini
Koperasi Kartini sangat bermanfaat bagi anggota, jika selama ini anggota meminjam dari pelepas uang setelah ada koperasi mereka dilayani oleh koperasi, selama Koperasi Kartini eksis boleh dikatakan koperasi ini berperan sebagai Bank di wilayahnya. Selain melayani kebutuhan modal bagi anggota Kopwan juga berperan sebagai penyuluh usaha bagi anggota. Sebelum ada koperasi, wilayah ini dikenal sebagai basis penduduk miskin namun dengan keberadaan kopwan wajah kemiskinan sudah mulai terhapus. Dampak lain yang dirasakan masyarakat antara lain jika ada hari besar Kopwan tampil sebagai sponsor mengadakan perlombaan dan kegiatan-kegiatan sosial didaerah ini.
(c) Koperasi Kesejahteraan Kaum Ibu (K3I)
Koperasi wanita ini telah memberikan dampak posistif bagi anggota. Selain memberikan kontribusi terhadap pengembangan modal, volume usaha juga berdampak posistif bagi sumber daya manusia: baik pengurus, karyawan maupun anggotanya. Selain itu koperasi wanita ini juga berdampak sebagai wadah pembelajaran dan lahirnya pemimpin non formal dari koperasi ini.
(d) Koperasi Wanita Setia Bhakti Surabaya
Dampak kopwan terhadap lingkungan antara lain : (1) Kopwan telah berhasil memenuhi kebutuhan sosial anggotanya maupun untuk sumbangan temporer sebagai bentuk kepedulian bagi sesama. Upaya ini dilakukan melalui penyisihan 3% dari SHU sedangkan (2) Kepedulian sosial terhadap masyarakat miskin, pendidikan anak-anak anggota diupayakan melalui beasiswa di tingkat SD hingga SMU, disisihkan melalui SHU sebesar 2,5%. (3) Dampak kopwan secara eksternal sudah sangat meluas yaitu kopwan telah berhasil menjadi wadah belajar bagi koperasi lainnya yang berusaha dalam usaha simpan pinjam, menumbuhkan koperasi lain dan pengusaha baru sebanyak 338 unit. Untuk penumbuhan koperasi, contoh tumbuhnya koperasi wanita Panggayo Maju di Ambon.
(e) Koperasi Dian Wanita Pasuruan
Dampak kopwan sudah dirasakan anggota diwilayah kerjanya (kecamatan Prigen dan Pandaan) melalui usaha simpan pinjam, pertokoan, katering dan usaha persewaan. Simpan pinjam telah berperan memenuhi kebutuhan anggota dalam pendidikan kesehatan dan menambah unit usaha katering dan persewaan. Dengan bertambahnya dua unit usaha ini maka kopwan telah mampu menambah jumlah tenaga kerja pada koperasi. Kekhususan kopwan ini adalah dalam melayani anggota dan masyarakat setempat karena lokasinya di permukiman.
(f) Koperasi Anisa Nusa Tenggara Barat
Dampak kopwan terhadap anggota antara lain dalam memenuhi permodalan, sosial dan pendidikan Selain berusaha, kegiatan koperasi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar adalah perhatian dan memberikan bantuan kepada sesama yang miskin dalam arti luas termasuk ketertindasan dalam hal biologis dan sosial. Upaya yang dilakukan antara lain : pendidikan, konsultasi, pendampingan dan memberikan advokasi. Selain itu masalah yang ditangani koperasi ini cukup besar terhadap ketidak adilan gender, kesehatan, reproduksi, busung lapar, penyakit menular dan sanitasi
(g) Koperasi Wanita Panggayo Maju Ambon
Selama satu tahun kopwan berjalan dampak yang dirasakan adalah dampak internal dan dampak eksternal. Dampak internal yang dirasakan adalah para pengurus dan manajer/karyawan dari tidak mendapat honorarium sekarang menerima penghasilan yang tetap. Bagi anggota dampak nyata dari koperasi adalah memenuhi kebutuhan permodalan. Sedangkan dampak eksternal yang sangat dirasakan adalah tumbuhnya pengusaha baru dari anggota kopwan.

Nama         : Wiwi Kusmiarti
NPM          : 27211460
Kelas         : 2EB09
Tahun        : 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar