Minggu, 16 Desember 2012

REVIEW 13 : APLIKASI BERBASIS WEB UNTUK PEMBELIAN TUNAI DAN KREDIT (STUDI KASUS PADA KOPERASI KELUARGA BESAR DINAS PENDAPATAN DAERAH (KKBD) PROVINSI JAWA BARAT UNIT BANDUNG)


REVIEW 13 :
APLIKASI BERBASIS WEB UNTUK PEMBELIAN TUNAI DAN KREDIT (STUDI KASUS PADA KOPERASI KELUARGA BESAR DINAS PENDAPATAN DAERAH (KKBD) PROVINSI JAWA BARAT UNIT BANDUNG)
Oleh :
MELISA RACHEL HUTAGALUNG
Politeknik Telkom
Melisa.htg@gmail.com

Berisi :

TINJAUAN  PUSTAKA

   1.      Definisi Dan Prinsip Akuntansi
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya.
Definisi dari sudut pemakai
Menurut Jusup (2003:4) .diitinjau dari pemakaiannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
Definisi dari sudut proses kegiatan
Menurut Jusup (2003:5) apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Jadi, akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan.
   2.      Prinsip Akuntansi
Selain penerapan asumsi-asumsi dasar dalam praktek akuntansi, terdapat juga beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan.
Menurut Suhayati dan Anggadini (2009:6) prinsip-prinsip akuntansi adalah:
-          Kontinuitas Usaha (Going Concern)
Konsep ini mengatakan bahwa suatu perusahaan akan beroperasi secara terus-menerus melakukan kegiatan, meskipun kenyataan banyak perusahaan yang gagal setelah baru saja didirikan. Konsep ini memberikan alasan penggunaan beban historis sebagai dasar utama untuk melakukan pengakuan akuntansi.
-          Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep ini mengatakan bahwa suatu perusahaan merupakan suatu kesatuan yang berdiri terpisah dari para pemilik.
-          Periode Akuntansi (Accounting Period)
Suatu cara yang paling baik untuk mengukur hasil-hasil yang diperoleh perusahaan seperti periode tahunan.
-          Kesatuan Pengukuran (Measurement Unit)
Hasil akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan perusahaan yang nantinya disampaikan kepada pihak yang berkepentingan.
-          Pengukuran Berdasarkan Nilai Historis (Historical Cost Measurement)
Akuntansi sebagaimana yang dipraktekan sekarang ini didasarkan atas prinsip nilai historis.
-          Bukti yang Objektif (Objective Evidence)
Informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan harus didasarkan atas suatu fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya serta bersifat objektif.
-          Pengungkapan Sepenuhnya (Full Disclosure)
Semua laporan keuangan dan semua informasi yang mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan harus diungkapakan secara jelas.
-          Konsisten (Consistency)
Penerapan yang sama atas prinsip, prosedur, dan metode-metode akuntansi di setiap periode akuntansi, sehingga laporan keuangan dari berbagai periode dapat diperbandingkan.
-          Hati-Hati/Waspada (Conservation)
Konsep ini didasarkan atas suatu pendapat yang menyatakan bahwa setiap pendapatan tidak boleh diakui dan dicatat sebelum pendapatan tersebut benar-benar diperoleh, tetapi semua kerugian dan beban walaupun belum terjadi asalkan sudah dapat diperhitungkan boleh dicatat dan diakui.
-          Nilai yang Cukup Penting (Materiality)
Ukuran materiality atas perusahaan tidaklah sama, hal ini tergantung pada besar-kecilnya perusahaan dan kebijakan yang berlaku didalamnya.
-          Matching Expense with Revenue
Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan, maka total pendapatan dikurangkan dengan beban perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
-          Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognation)
Pada umumnya pendapatan diakui pada saat:
a. Menerima uang (Cash Basic)
b. Terjadinya transaksi/ tidak secara tunai (Accrual Basis)
c. Terjadinya penjualan (Sales basis)
   3.      Koperasi
Berbeda dengan perusahaan komersial, khususnya perseroan terbatas dan firma yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal cukup besar untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan oleh sekumpulan orang dengan modal kurang.
Menurut Rudianto (2010:3) secara umum koperasi diartikan sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis. Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

   4.      Sistem Akuntansi Pembelian
Menurut Nurul (2010:10) pembelian adalahusaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang, pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, sedangkan pada perusahaan manufaktur pembelian dilakukan dengan merubah bentuk barang. Pembelian terbagi dalam dua cara yaitu:
-          Pembelian Tunai
Pembelian barang secara langsung kepada pemasok dengan pembayaran secara langsung pada saat itu juga.
-          Pembelian Kredit
Pembelian barang secara langsung kepada pemasok barang dengan pembayaran tidak langsung, melainkan berangsur sesuai dengan kesepakatan bersama.
Siklus pembelian mencakup fungsi-fungsi yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa yang dipergunakan oleh perusahaan. Di dalam siklus pembelian terdapat:
a.       Prosedur dan subsistem pembelian barang persediaan yang akan dijual kembali atau diproduksi.
b.      Prosedur dan subsistem pembelian aktiva tetap yang tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Sistem akuntansi pembelian merupakan prosedur atau metode pembelian barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sistem pembelian meliputi beberapa prosedur diantaranya:
1. Permintaan pembelian
2. Penawaran harga
3. Penerimaan barang
4. Pencatatan utang
5. Pencatatan persediaan
Untuk menjalankan sistem tersebut, perusahaan melibatkan beberapa bagian atau unit seperti bagian gudang, pembelian, penerimaan, dan akuntansi.
Catatan yang berhubungan dengan pembelian meliputi jurnal pembelian, jurnal umum, rekening buku besar, dan buku pembantu utang.
Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka pembelian barang-barang untuk dijual kembali (barang dagang) dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir periode rekening ini harus ditutup. Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan untuk dijual kembali. Apabila perusahaan membeli barang-barang untuk digunakan sendiri dalam operasi perusahaan, seperti misalnya membeli peralatan kantor atau mebel untuk digunakan sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan, bukan rekening pembelian.
            Berbeda dengan metode periodik, metode perpetual mencatat akun persediaan barang dagang setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan.
            Dengan metode perpetual, saldo persediaan barang dagang selalu dapat diketahui. Metode perpetual juga mencatat akun harga pokok penjualan (HPP) setiap terjadi transaksi penjualan barang dagangan. Besarnya harga pokok penjualan ditentukan berdasarkan nilai pembelian bersih. Oleh karena itu pada akhir periode perusahaan tidak perlu melakukan pencatatan jurnal penyesuaian untuk akun persediaan barang dagang dan akun harga pokok penjualan.
   a.       Retur dan Potongan Pembelian
Menurut Jusup (2009:337) apabila barang dagangan yang dibeli dari pemasok rusak atau kondisinya tidak memuaskan, maka biasanya pembeli mengembalikan barang tersebut yang disebut retur pembelian dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Menurut Jusup (2009:337) potongan pembelian merupakan potongan yang diberikan oleh pihak supplier karena adanya retur pembelian.
   b.      Potongan Tunai Pembelian
Menurut Jusup (2009: 339) potongan tunai pembelian adalah potongan yang diterima karena pembeli membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian. Apabila jangka waktu kredit yang diberikan cukup panjang, perusahaan biasanya menawarkan potongan tunai untuk merangsang agar pembeli mau membayar secepatnya.
   c.       Biaya Angkut Pembelian
Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan hak kepemilikan atas barang dagang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli. Hal ini menentukan pihak mana, penjual atau pembeli yang harus menanggung biaya transportasi (ongkos angkut).
Menurut Reeve (2008: 279) FOB (Free On Board) shipping point adalah pembeli menanggung biaya transportasi bila syarat pengiriman adalah FOB tempat pengiriman.
Menurut Reeve (2008: 279) FOB (Free On Board) destination point adalah penjual menanggung biaya transportasi bila syarat pengiriman adalah FOB tempat tujuan.  
   d.      Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian (Purchased Journal) berfungsi untuk mencatat semua transaksi pembelian yang dilakukan secara tunai dan kredit. Berikut adalah contoh dari beberapa jurnal yang terjadi pada saat transaksi pembelian: Menurut Jusup (2009:337) contoh jurnal pembelian secara kredit maupun tunai dengan menggunakan metode periodic dan metode perpetual adalah sebagai berikut:






Nama   : Wiwi Kusmiarti
NPM    : 27211460
Kelas   : 2EB09
Tahun  : 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar