Selasa, 11 Desember 2012

REVIEW 11: PROSPEK KEMANDIRIAN KOPERASI DALAM MENYONGSONG ERA GLOBALISASI


REVIEW 11:
PROSPEK KEMANDIRIAN KOPERASI DALAM MENYONGSONG ERA GLOBALISASI
Suatu Tinjauan Reflektif dan Pemikiran Konsepsional Koperasi Indonesia

Oleh:
Adhitya Wardhono dan Asep Mulyana

Artikel Finalis LKTI Perkoperasian Tingkat Nasional Kategori Masyarakat Umum
Badan Pengembangan Perkoperasian Dan Pengusaha Kecil Menengah – Lemlit Univ. Negeri Jakarta
2011

Berisi :
REKOMENDASI MENUJU KEMANDIRIAN KOPERASI DALAM ERA GLOBALISASI
           
Suatu badan usaha mempunyai peluang untuk berkembang atau mengalami kegagalan. Hal ini hanya tergantung pada kondisi dan sistem pengelolaan badan usaha tersebut. Berangkat dari pernyataan-pernyataan diatas, dalam hal ini koperasi memerlukan perhatian yang serius dalam menyongsong era globalisasi. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha dengan memperhatikan beberapa rekomendasi yang sifatnya dari dalam maupun dari luar, sebagaimana berikut: 
1   1. Pemerintah turut bertanggung jawab dalam menciptakan kondisi usaha yang kondusif melalui instrumen yang diberlakukan, misalnya undang-undang persaingan dan etika usaha yang dimasyarakatkan secara intensif dan berkesinambungan. Harapan lebih lanjut adalah bagaimana instrumen tersebut mampu ditaati oleh semua pelaku usaha Tentunya hal ini secara tidak langsung juga perlu mengubah pendekatan yang selama ini terkesan dari atas ke bawah (top down) menjadi pendekatan yang lebih bersifat interaktif, dialogis dan hadap masalah. Dengan begitu apa yang diharapkan dari koperasi sebagai badan usaha yang memiliki kontribusi dalam pembangunan ekonomi dapat tercipta. 
2   2. Kemandirian Koperasi menjadi tantangan terbesar menyonsong era globalisasi. Untuk itu perlu dipertegas lagi peranan pemerintah dan jajarannya. Pemerintah haruslah hanya menjadi fasilitator dalam tumbuh kembangnya koperasi Indonesia. Konsekuensi lain adalah koperasi harus mampu untukmandiri yang responsif pada perubahan yang terjadi. Tentunya untuk mempercepat menuju kemandirian koperasi ini, kemitraan dengan organisasi lain semisal LSM dan organisasi internasional lain perlu juga diperhatikan dengan serius.
3  3. Pengelolaan yang lebih efisien dan efektif akan membuat koperasi sebagai badan usaha mampu bersaing dengan badan usaha lainnya. Sehingga anggapan koperasi sebagai usaha milik rakyat marginal akan sedikit demi sedikit hilang. Tentunya hal ini dapat dipercepat dengan jalan secara radikal menyegarkan kembali kepada para koperasiawan dan masyarakat koperasi tentang hakekat koperasi dan perubahan yang terjadi di era globalisasi. Tanpa gerakan radikal yang bersifat massal dan berkelanjutan, mustahil koperasi mampu untuk menjadi penopang ekonomi anggotanya, yang secara tidak langsung juga jauh dari harapan sebagai soko guru perekonomian nasional.
4    4. Untuk memperbaiki citra, koperasi harus kembali pada jati dirinya dan membangun organisasi profesional. Citra yang baik sebenarnya sudah tersirat pada nilai-nilai yang dianut pada koperasi, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab sosial dan menolong diri sendiri. Seiring dengan perubahan waktu, nilai-nilai yang berada dimasyarakat juga mengalami perubahan. Kondisi ini langsung atau tidak langsung mempengaruhi persepsi anggota koperasi dan juga masyarakat koperasi mengenai perlu tidaknya koperasi dipertahankan, apalagi citra koperasi yang jauh dari yang diharapkan. Konsumerisme merupakan tantangan terbesar bagi robohnya prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dikandung dalam koperasi itu sendiri.
5    5. Koperasi sebagai badan usaha mempunyai peluang yang sama untuk berkembang, jika diberikan peluang dan kesempatan. Lepas dari konsep ekonomis sosial yang ada, koperasi dihadapkan pada persoalan nyata sebagai badan usaha yang harus berkompetisi dengan badan usaha lain. Tentunya dengan mencermati paradigma yang ada denga menerapakan Strategi Keunggulan Bersaing diharapkan koperasi mampu menjadi lebih prospektif menghadapi era globalisasi.

Penutup
            Era globalisasi menjadikan setiap elemen mengalami perubahan mendasar. Koperasi sebagai badan usaha tidak dapat menghindari perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini memerlukan perubahan pemikiran dengan mengadopsi konsep ekonomi dan manajemen, dari sisi praktis maupun teoritis yang ada, supaya dapat bersaing dengan badan usaha lain secara wajar. Tentunya diperlukan juga penyegaran kembali konsep Koperasi dan meluruskan salah pendapat yang selama ini berkembang mengenai koperasi, supaya dapat diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif badan usaha.
      Pemerintah sebagai fasilitator dan pembuat kebijakan ekonomi, secara konsisten harus mengembangkan iklim kondusif bagi pertumbuhan koperasi. Keterpihakan pemerintah pada kekuatan ekonomi rakyat melalui gerakan koperasi, akan berkembang dan menjadi kenyataan jika didukung oleh konsistensi dan sistem yang berlaku.

Nama         : Wiwi Kusmiarti
NPM          : 27211460
Kelas         : 2EB09
Tahun        : 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar