REVIEW 13 :
APLIKASI
BERBASIS WEB UNTUK PEMBELIAN TUNAI DAN KREDIT (STUDI KASUS PADA KOPERASI
KELUARGA BESAR DINAS PENDAPATAN DAERAH (KKBD) PROVINSI JAWA BARAT UNIT BANDUNG)
Oleh :
Oleh :
MELISA RACHEL HUTAGALUNG
Politeknik Telkom
Melisa.htg@gmail.com
Berisi :
Berisi :
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Definisi
Dan Prinsip Akuntansi
Definisi
akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut
pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya.
Definisi
dari sudut pemakai
Menurut
Jusup (2003:4) .diitinjau dari pemakaiannya, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi.
Definisi
dari sudut proses kegiatan
Menurut
Jusup (2003:5) apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan,
dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Jadi, akuntansi adalah proses
mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh
pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan.
2.
Prinsip
Akuntansi
Selain
penerapan asumsi-asumsi dasar dalam praktek akuntansi, terdapat juga beberapa
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan.
Menurut
Suhayati dan Anggadini (2009:6) prinsip-prinsip akuntansi adalah:
-
Kontinuitas
Usaha (Going Concern)
Konsep
ini mengatakan bahwa suatu perusahaan akan beroperasi secara terus-menerus
melakukan kegiatan, meskipun kenyataan banyak perusahaan yang gagal setelah
baru saja didirikan. Konsep ini memberikan alasan penggunaan beban historis
sebagai dasar utama untuk melakukan pengakuan akuntansi.
-
Kesatuan
Usaha (Business Entity)
Konsep
ini mengatakan bahwa suatu perusahaan merupakan suatu kesatuan yang berdiri
terpisah dari para pemilik.
-
Periode
Akuntansi (Accounting Period)
Suatu
cara yang paling baik untuk mengukur hasil-hasil yang diperoleh perusahaan
seperti periode tahunan.
-
Kesatuan
Pengukuran (Measurement Unit)
Hasil
akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan perusahaan yang nantinya
disampaikan kepada pihak yang berkepentingan.
-
Pengukuran
Berdasarkan Nilai Historis (Historical Cost Measurement)
Akuntansi sebagaimana yang
dipraktekan sekarang ini didasarkan atas prinsip nilai historis.
-
Bukti
yang Objektif (Objective Evidence)
Informasi
yang tercantum di dalam laporan keuangan harus didasarkan atas suatu fakta yang
dapat dibuktikan kebenarannya serta bersifat objektif.
-
Pengungkapan
Sepenuhnya (Full Disclosure)
Semua
laporan keuangan dan semua informasi yang mempunyai pengaruh terhadap laporan
keuangan harus diungkapakan secara jelas.
-
Konsisten
(Consistency)
Penerapan
yang sama atas prinsip, prosedur, dan metode-metode akuntansi di setiap periode
akuntansi, sehingga laporan keuangan dari berbagai periode dapat
diperbandingkan.
-
Hati-Hati/Waspada
(Conservation)
Konsep
ini didasarkan atas suatu pendapat yang menyatakan bahwa setiap pendapatan
tidak boleh diakui dan dicatat sebelum pendapatan tersebut benar-benar
diperoleh, tetapi semua kerugian dan beban walaupun belum terjadi asalkan sudah
dapat diperhitungkan boleh dicatat dan diakui.
-
Nilai
yang Cukup Penting (Materiality)
Ukuran
materiality atas perusahaan tidaklah sama, hal ini tergantung pada
besar-kecilnya perusahaan dan kebijakan yang berlaku didalamnya.
-
Matching
Expense with Revenue
Untuk
mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan, maka
total pendapatan dikurangkan dengan beban perusahaan dalam suatu periode
akuntansi.
-
Pengakuan
Pendapatan (Revenue Recognation)
Pada umumnya pendapatan diakui
pada saat:
a. Menerima uang (Cash Basic)
b. Terjadinya transaksi/ tidak
secara tunai (Accrual Basis)
c. Terjadinya penjualan (Sales
basis)
3.
Koperasi
Berbeda
dengan perusahaan komersial, khususnya perseroan terbatas dan firma yang
didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal cukup besar untuk memulai usaha,
koperasi biasanya didirikan oleh sekumpulan orang dengan modal kurang.
Menurut
Rudianto (2010:3) secara umum koperasi diartikan sebagai perkumpulan orang yang
secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan
ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara
demokratis. Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan
koperasi di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang
berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan
anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas dan dalam mengembangkan
koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu
bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan
kaidah-kaidah ekonomi.
4.
Sistem
Akuntansi Pembelian
Menurut
Nurul (2010:10) pembelian adalahusaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan.
Dalam perusahaan dagang, pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa
mengadakan perubahan bentuk barang, sedangkan pada perusahaan manufaktur
pembelian dilakukan dengan merubah bentuk barang. Pembelian terbagi dalam dua
cara yaitu:
-
Pembelian
Tunai
Pembelian
barang secara langsung kepada pemasok dengan pembayaran secara langsung pada
saat itu juga.
-
Pembelian
Kredit
Pembelian
barang secara langsung kepada pemasok barang dengan pembayaran tidak langsung,
melainkan berangsur sesuai dengan kesepakatan bersama.
Siklus pembelian mencakup
fungsi-fungsi yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa yang
dipergunakan oleh perusahaan. Di dalam siklus pembelian terdapat:
a.
Prosedur
dan subsistem pembelian barang persediaan yang akan dijual kembali atau
diproduksi.
b.
Prosedur
dan subsistem pembelian aktiva tetap yang tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali.
Sistem akuntansi pembelian
merupakan prosedur atau metode pembelian barang yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Sistem pembelian meliputi beberapa prosedur diantaranya:
1. Permintaan pembelian
2. Penawaran harga
3. Penerimaan barang
4. Pencatatan utang
5. Pencatatan persediaan
Untuk
menjalankan sistem tersebut, perusahaan melibatkan beberapa bagian atau unit
seperti bagian gudang, pembelian, penerimaan, dan akuntansi.
Catatan yang berhubungan dengan
pembelian meliputi jurnal pembelian, jurnal umum, rekening buku besar, dan buku
pembantu utang.
Apabila
perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka pembelian barang-barang
untuk dijual kembali (barang dagang) dicatat dengan mendebet rekening
pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang
digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama
periode, sehingga pada tiap akhir periode rekening ini harus ditutup. Rekening
pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan untuk dijual
kembali. Apabila perusahaan membeli barang-barang untuk digunakan sendiri dalam
operasi perusahaan, seperti misalnya membeli peralatan kantor atau mebel untuk
digunakan sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan,
bukan rekening pembelian.
Berbeda
dengan metode periodik, metode perpetual mencatat akun persediaan barang dagang
setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan.
Dengan
metode perpetual, saldo persediaan barang dagang selalu dapat diketahui. Metode
perpetual juga mencatat akun harga pokok penjualan (HPP) setiap terjadi
transaksi penjualan barang dagangan. Besarnya harga pokok penjualan ditentukan
berdasarkan nilai pembelian bersih. Oleh karena itu pada akhir periode
perusahaan tidak perlu melakukan pencatatan jurnal penyesuaian untuk akun
persediaan barang dagang dan akun harga pokok penjualan.
a.
Retur
dan Potongan Pembelian
Menurut
Jusup (2009:337) apabila barang dagangan yang dibeli dari pemasok rusak atau
kondisinya tidak memuaskan, maka biasanya pembeli mengembalikan barang tersebut
yang disebut retur pembelian dan utang kepada pemasok menjadi berkurang.
Menurut Jusup (2009:337) potongan pembelian merupakan potongan yang diberikan
oleh pihak supplier karena adanya retur pembelian.
b.
Potongan
Tunai Pembelian
Menurut
Jusup (2009: 339) potongan tunai pembelian adalah potongan yang diterima karena
pembeli membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian.
Apabila jangka waktu kredit yang diberikan cukup panjang, perusahaan biasanya
menawarkan potongan tunai untuk merangsang agar pembeli mau membayar
secepatnya.
c.
Biaya
Angkut Pembelian
Syarat-syarat
penjualan harus menyebutkan kapan hak kepemilikan atas barang dagang tersebut
beralih dari penjual kepada pembeli. Hal ini menentukan pihak mana, penjual
atau pembeli yang harus menanggung biaya transportasi (ongkos angkut).
Menurut Reeve (2008: 279) FOB
(Free On Board) shipping point adalah pembeli menanggung biaya transportasi
bila syarat pengiriman adalah FOB tempat pengiriman.
Menurut Reeve (2008: 279) FOB
(Free On Board) destination point adalah penjual menanggung biaya transportasi
bila syarat pengiriman adalah FOB tempat tujuan.
d.
Jurnal
Pembelian
Jurnal
pembelian (Purchased Journal) berfungsi untuk mencatat semua transaksi
pembelian yang dilakukan secara tunai dan kredit. Berikut adalah contoh dari
beberapa jurnal yang terjadi pada saat transaksi pembelian: Menurut Jusup
(2009:337) contoh jurnal pembelian secara kredit maupun tunai dengan
menggunakan metode periodic dan metode perpetual adalah sebagai berikut:
Nama : Wiwi Kusmiarti
NPM : 27211460
Kelas : 2EB09
Tahun : 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar