REVIEW 11:
PROSPEK
KEMANDIRIAN KOPERASI DALAM MENYONGSONG ERA GLOBALISASI
Suatu
Tinjauan Reflektif dan Pemikiran Konsepsional Koperasi Indonesia
Oleh:
Adhitya Wardhono dan Asep Mulyana
Artikel Finalis LKTI
Perkoperasian Tingkat Nasional Kategori Masyarakat Umum
Badan Pengembangan Perkoperasian
Dan Pengusaha Kecil Menengah – Lemlit Univ. Negeri Jakarta
2011
Berisi :
REKOMENDASI MENUJU KEMANDIRIAN
KOPERASI DALAM ERA GLOBALISASI
Suatu badan usaha mempunyai peluang untuk berkembang atau mengalami kegagalan. Hal ini hanya tergantung pada kondisi dan sistem pengelolaan badan usaha tersebut. Berangkat dari pernyataan-pernyataan diatas, dalam hal ini koperasi memerlukan perhatian yang serius dalam menyongsong era globalisasi. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha dengan memperhatikan beberapa rekomendasi yang sifatnya dari dalam maupun dari luar, sebagaimana berikut:
1 1. Pemerintah
turut bertanggung jawab dalam menciptakan kondisi usaha yang kondusif melalui
instrumen yang diberlakukan, misalnya undang-undang persaingan dan etika usaha
yang dimasyarakatkan secara intensif dan berkesinambungan. Harapan lebih lanjut
adalah bagaimana instrumen tersebut mampu ditaati oleh semua pelaku usaha
Tentunya hal ini secara tidak langsung juga perlu mengubah pendekatan yang
selama ini terkesan dari atas ke bawah (top down) menjadi pendekatan
yang lebih bersifat interaktif, dialogis dan hadap masalah. Dengan begitu apa
yang diharapkan dari koperasi sebagai badan usaha yang memiliki kontribusi
dalam pembangunan ekonomi dapat tercipta.
2 2. Kemandirian Koperasi menjadi tantangan
terbesar menyonsong era globalisasi. Untuk itu perlu dipertegas lagi peranan
pemerintah dan jajarannya. Pemerintah haruslah hanya menjadi fasilitator dalam
tumbuh kembangnya koperasi Indonesia. Konsekuensi lain adalah koperasi harus
mampu untukmandiri yang responsif pada perubahan yang terjadi. Tentunya untuk
mempercepat menuju kemandirian koperasi ini, kemitraan dengan organisasi lain
semisal LSM dan organisasi internasional lain perlu juga diperhatikan dengan
serius.
3 3. Pengelolaan yang lebih efisien dan
efektif akan membuat koperasi sebagai badan usaha mampu bersaing dengan badan
usaha lainnya. Sehingga anggapan koperasi sebagai usaha milik rakyat marginal
akan sedikit demi sedikit hilang. Tentunya hal ini dapat dipercepat dengan
jalan secara radikal menyegarkan kembali kepada para koperasiawan dan
masyarakat koperasi tentang hakekat koperasi dan perubahan yang terjadi di era
globalisasi. Tanpa gerakan radikal yang bersifat massal dan berkelanjutan, mustahil
koperasi mampu untuk menjadi penopang ekonomi anggotanya, yang secara tidak
langsung juga jauh dari harapan sebagai soko guru perekonomian nasional.
4 4. Untuk memperbaiki citra, koperasi harus
kembali pada jati dirinya dan membangun organisasi profesional. Citra yang baik
sebenarnya sudah tersirat pada nilai-nilai yang dianut pada koperasi, seperti
kejujuran, keadilan, tanggung jawab sosial dan menolong diri sendiri. Seiring
dengan perubahan waktu, nilai-nilai yang berada dimasyarakat juga mengalami
perubahan. Kondisi ini langsung atau tidak langsung mempengaruhi persepsi
anggota koperasi dan juga masyarakat koperasi mengenai perlu tidaknya koperasi
dipertahankan, apalagi citra koperasi yang jauh dari yang diharapkan.
Konsumerisme merupakan tantangan terbesar bagi robohnya prinsip-prinsip dan
nilai-nilai yang dikandung dalam koperasi itu sendiri.
5 5. Koperasi sebagai badan usaha mempunyai
peluang yang sama untuk berkembang, jika diberikan peluang dan kesempatan.
Lepas dari konsep ekonomis sosial yang ada, koperasi dihadapkan pada persoalan
nyata sebagai badan usaha yang harus berkompetisi dengan badan usaha lain.
Tentunya dengan mencermati paradigma yang ada denga menerapakan Strategi
Keunggulan Bersaing diharapkan koperasi mampu menjadi lebih prospektif menghadapi
era globalisasi.
Penutup
Era globalisasi menjadikan setiap elemen mengalami
perubahan mendasar. Koperasi sebagai badan usaha tidak dapat menghindari
perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini memerlukan perubahan pemikiran
dengan mengadopsi konsep ekonomi dan manajemen, dari sisi praktis maupun
teoritis yang ada, supaya dapat bersaing dengan badan usaha lain secara wajar.
Tentunya diperlukan juga penyegaran kembali konsep Koperasi dan meluruskan
salah pendapat yang selama ini berkembang mengenai koperasi, supaya dapat
diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif badan usaha.
Pemerintah
sebagai fasilitator dan pembuat kebijakan ekonomi, secara konsisten harus mengembangkan iklim kondusif bagi pertumbuhan koperasi. Keterpihakan pemerintah
pada kekuatan ekonomi rakyat melalui gerakan koperasi, akan berkembang dan
menjadi kenyataan jika didukung oleh konsistensi dan sistem yang berlaku.
Nama : Wiwi Kusmiarti
NPM : 27211460
Kelas : 2EB09
Tahun : 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar