BAB 4
KEWIRASWASTAAN, WIRASWASTA, WIRASWASTAWAN
-Kewiraswastaan (enterpreneurship) adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk berisiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil.Melalui upaya yang dijalankannya, yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk keuntungan disamping juga kepuasan.
- Wiraswasta: Secara etimologi, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Suparman Sumahamidjaya, arti kata wiraswasta bisa diuraikan lebih kurang sebagai berikut :
wira = luhur, berani, jujur, ksatria.
swa = sendiri.
sta = berdiri.
Jadi, maksud dari kata wiraswasta adalah, mewujudkan aspirasi kehidupan berusaha yang mandiri dengan landasan keyakinan dan watak yang luhur. Lebih spesifiknya, kaum wiraswastawan sejati adalah mereka yang berani memutuskan untuk bersikap, berpikir dan bertindak secara mandiri, mencari nafkah dan berkarir dengan jalan berusaha di atas kemampuan sendiri, dengan cara yang jujur dan adil, jauh dari sifat-sifat keserakahan dan kecurangan.
wira = luhur, berani, jujur, ksatria.
swa = sendiri.
sta = berdiri.
Jadi, maksud dari kata wiraswasta adalah, mewujudkan aspirasi kehidupan berusaha yang mandiri dengan landasan keyakinan dan watak yang luhur. Lebih spesifiknya, kaum wiraswastawan sejati adalah mereka yang berani memutuskan untuk bersikap, berpikir dan bertindak secara mandiri, mencari nafkah dan berkarir dengan jalan berusaha di atas kemampuan sendiri, dengan cara yang jujur dan adil, jauh dari sifat-sifat keserakahan dan kecurangan.
- Wiraswastawan: Pengertian wiraswastawan menunjuk kepada pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada umumnya, yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk: 1. berdiri diatas kemampuan sendiri, 2. mengambil keputusan untuk diri sendiri, 3. menetapkan tujuan atas dasar pertimbangannya sendiri, 4. menggerakan perekonomian masyarakat untuk maju kedepan, 5. mengambil risiko, dll.
Unsur-unsur penting wiraswasta:
Wirausaha mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan yang lainnya saling terkait, bersinergi dan tidak terlepas satu sama lain, yaitu:
1. Unsur Pengetahuan
Unsur pengetahuan atau unsur kognitif mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki oleh seseorang, yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang yang umumnya lebih banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan formal maupun bukan. Seseorang mungkin saja mempunyai pengetahuan yang luas, dalam arti dia mengetahui berbagai jenis pengetahuan, tetapi tidak mendalam sehingga disebut sebagai “generalis”. Sebaliknya, ada pula orang yang sangat ahli untuk satu bidang ilmu saja dan tidak banyak mengetahui bidang-bidang ilmu lainnya. Seseorang yang ahli untuk satu bidang pengetahuan dikenal sebagai pakar atau expert dalam bidang pengetahuan yang dikuasainya itu.
Untuk memecahkan suatu masalah spesifik diperlukan pakar yang khusus pula. Sebaliknya, pada dunia usaha yang kompleks diperlukan suatu kemampuan yang komprehensif untuk mengatasinya. Umumnya para wirausaha dan eksekutif dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang relatif walaupun kurang mendalam. Jika ingin maju dan tidak tertinggal haruslah tiap hari menambah pengetahuannya. Tiap hari selalu terjadi perubahan nilai, volume, dan jenis barang yang diperdagangkan, harganya dan bahkan kadang-kadang peraturannya. Itu semua harus di ikuti agar tetap dapat survive.
2. Keterampilan
Keterampilan atau unsur psikomotorik lebih berasosiasi pada kerja fisik anggota badan, terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja dan berkarya. Unsur keterampilan seseorang umumnya banyak diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja. Tingkat keterampilan seseorang yang telah bekerja atau mengerjakan suatu pekerjaan yang relatif sama selama bertahun-tahun akan relatif lebih mahir daripada orang lain yang baru dan belum berpengalaman. Tingkat keterampilan seseorang banyak ditentukan oleh pengalaman yang pernah diperolehnya. Mereka yang berpengalaman tentulah relatif lebih terampil dalam arti dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih lancar, tertib, sedikit atau tanpa kesalahan dan secara umum lebih baik. Itulah sebabnya tenaga berpengalaman lebih banyak dicari daripada yang belum berpengalaman. Tentu saja seseorang tidak akan mempunyai pengalaman jika dia tidak diberi kesempatan untuk berpraktek. Banyak berlatih dan disiplin adalah kunci utama untuk memperoleh keterampilan yang tinggi. Penguasaan keterampilan yang baik jelas akan memberikan lapangan kerja dan penghasilan yang baik, selain juga memberikan kepercayan diri yang tinggi. Oleh karena itu, seseorang perlu menguasai satu atau beberapa keterampilan tertentu untuk memudahkan dan memperlancar berbagai tugas yang harus dijalani dan diselesaikannya. Rasa enggan dan malas harus dihilangkan. Raga harus di manfaatkan, terutama tangan sebagai karunia Allah dengan sebaik-baiknya demi kehidupan yang lebih baik.
3. Sikap mental
Unsur sikap mental lebih mencirikan respon, tanggapan, atau tingkah laku seseorang jika dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Sikap mental lebih menggambarkan reaksi sikap dan mental seseorang jika yang bersangkutan mengadapi suatu situasi misalnya dia dihadapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Dia mungkin akan menerimanya dengan senang hati, menerimanya dengan berat hati, atau menolak, atau acuh tak acuh saja. Jika dia menerima pekerjaan itu, mungkin dia akan melaksanakannya dengan segera dan cepat tetapi mungkin juga menangguhkannya dulu pelaksanaannya atau dilaksanakan pekerjaan tersebut, dia mungkin bergairah melakukannya, atau dia bekerja dengan penuh keengganan. Dia mungkin melakukannya dengan sungguh-sungguh, cermat, cepat, atau melaksanakannya dengan “asal kerja”, ceroboh, menunda-nunda, dan bermalas-malasan.
Tingkah laku yang di tunjukkan seseorang dalam menghadapi situasi tersebut banyak mencirikan sikap mentalnya. Bagaimana seseorang menjawab suatu pertanyaan atau melaksanakan suatu perintah atau tugas yang diberikan kepadanya, akan dapat menggambarkan sikap mentalnya. Rasa tanggung jawab, kejujuran, ketegasan, keberanian untuk mengambil tindakan, inisiatif, dan berbagai tindakan lainnya, juga dapat menggambarkan sikap mental seseorang walaupun hanya secara lahiriyahnya saja.
4. Kewaspadaan
Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur kognitif dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang. Kewaspadaan adalah pemikiran atau rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin atau di duga akan di alaminya. Seseorang akan bersifat defensif, atau sebaliknya akan bersifat ofensif, dalam menghadapi suatu keadaan yang akan di alaminya. Jika dia bersifat defensif, maka pemikiran atau rencana tindakannya akan bersifat menghindari, mencegah, membelokkan, menutupi, memperkecil atau mengurangi hal-hal yang di duga akan merugikan dirinya. Pikiran dan tindakannya di tujukan untuk menghindari dan mencegah bahaya dan jika tidak mungkin, berusaha untuk membelokkan atau memperkecil resiko atau kerugian yang mungkin di alaminya. Sebaliknya, kewaspadaan yang bersifat ofensif atau maju justru mencoba melihat keuntungan apa yang dapat diperoleh dari sesuatu yang mungkin akan terjadi. Pikiran dan rencana tindakannya ditujukan untuk dapat menggunakan setiap momen dan kesempatan yang datang dengan tepat dan sebaik mungkin sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya, keluarganya, usahanya, lingkungannya, dan bangsanya.
Merebut kesempatan merupakan salah satu bagian penting dalam kewirausahaan karena kesempatan dan momen belum tentu ada setiap saat, dan bahkan mungkin hanya sekali saja. Namun, mengingat dalam kewirausahaan ada unsur wira, maka dalam merebut atau menggunakan kesempatan tersebut tidak boleh menggunakan aji mumpung atau tindakan lain yang tidak terpuji seperti penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan, korupsi, penipuan, dan tindakan lain yang sejenis. Unsur kewaspadaan dalam dunia usaha memegang peranan yang penting karena keberhasilan bahkan hidup matinya suatu perusahaan, sering ditentukan oleh ketetapan prakiraan tentang apa yang akan terjadi dan tindakan apa yang harus dilakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan meggunakan pemikiran dan geraknya secara otomatis dan itu merupakan gabungan antara unsur kognitif, keterampilan, sikap mental, dan kewaspadaannya. Reaksi seseorang terhadap suatu aksi yang datang mungkin saja merupakan suatu sikap mental mungkin juga hasil suatu pemikiran dalam rangka kewaspadaan, atau hanyalah sekedar refleks keterampilan. Dan yang penting adalah selalu berusaha untuk meningkatkan masing-masing unsur kewirausahaan tersebut. Seperti: banyak membaca, berlatih keterampilan, berpikir memecahkan masalah, dan mencari ide dan kegiatan sejenis yang positif. Kemudian segera mengerjakan setiap ada sesuatu yang terlintas dalam pikiran yang patut untuk dikerjakan.
PERUSAHAAN KECIL DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Perusahaan kecil memegang peranan penting dala komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukkan bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
PERKEMBANGAN FRANCHISING DI INDONESIA
Sebagaimana diuraikankan dimuka, Waralaba sebagai format bisnis mulai di kenal di Indonesia pada awal tahun 1980, dibidang Restoran Siap Saji ( Fast Food Restaurant ), seperti KFC, Pioneer Take out. Sedangkan Franchise (waralaba) generasi pertama yang cenderung disebut lisensi memang telah lebih dahulu dikenal, antara lain seperti; Coca-cola, obat-obatan,dsb.Perkembangan Waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumaah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba ( franchisee ) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramid atau sistem sel suatu jaringan format bisnis waralaba berekspansi.
Bahkan dari data Deperindag RI, hingga tahun 1997 telah tedaftar sekitar 250 perusahaan penerima Waralaba dimana hampir 70 persennya bergerak di bidang restoran siap saji.
Pesatnya perkembangan Waralaba daerah perkotaan di
Jenis usaha yang potensial di waralabakan:
- Produk dan jasa otomotif: pemasok otomotif, ban, komponen, peralatan, jasa parkir, perawatan mesin, pelapisan anti karat, pemasangan kaca film, penyewaan taksi, perbaikan kendaraan (bengkel), keamanan kendaraan, pemyewaan sopir dan lain-lain.
- Bantuan dan jasa bisnis: Jasa akuntansi, hukum, administrasi, komunikasi, fotografi, periklanan, biro informasi, perantara bisnis, penasihat bisnis, rekrutmen tenaga kerja, penyewaan computer,dll.
- Produk dan jasa konstruksi, perawatan dan perbaikan rumah, jasa AC, renovasi kamar mandi, jasa kontraktor, dll.
- Jasa pendidikan: bimbingan belajar, taman kanak-kanak, pelatihan keterampilan, manajemen, kesekretariatan, bahasa, musik, tarian, dll.
- Rekreasi dan hiburan: hotel, kolam renang, permainan dalam ruang, dll.
- Fastfood dan take away (makanan siap saji)
- Stan makanan/ food stalls
- Perawatan kesehatan, medis, dan kecantikan
- Jasa membersihkan karpet, pemasangan gorden, kebersihan rumah, perawatan, perbaikan furniture, dll.
- Eceran/ Retailing: pusat penjualan yang berhubungan dengan air, took tas dan koper, baterai, pakaian pengantin, perlengkapan bayi, pakaian fashion, dll.
Ciri-Ciri Perusahaan Kecil
- Manajemen berdiri sendiri
- Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil
- Daerah operasinya local
- Ukuran dalam keseluruhan relative kecil
Kekuatan Dan Kelemahan Perusahaan Kecil:
Kekuatan Perusahaan kecil:
- Kebebasan untuk bertindak
- Menyesuaikan kepada kebutuhan setempat
- Peran serta dalam melakukan usaha/ tindakan
Kelemahan perusahaan kecil:
- Relatif lemah dalam spesialisasi
- Modal dalam pengembangan terbatas
- Karyawan relative sulit untuk mendapat yang cakap
Cara mengembangkan perusahaan kecil:
- Penyebarluasan dan pengembangan minat berusaha- Pemberian bantuan kredit dari bank dengan syarat lunak bagi para perusahan kecil
- Peningkatan keterampilan angkatan kerja dengaann perluasan kesempatan kerja
- Perbaikan personalia perbankan
- Membentuk sentra industry kecil di pedesaan
- Pembatasan investasi pada industry padat modal
- Pemerintah melalui departemen terkait menyediakan fasilitas
Kegagalan Perusahaan Kecil:
Banyak factor yang dapat menyebabkan kegagalan perusahaan kecil. Sebagian penyebab kegagalan telah disebutkan seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha, dll.
Perbedaan Antara Kewirausahaan Dan Bisnis Kecil
- Kewirausahaan adalah suatu bentuk usaha berskala lebih luas apabila dibandingkan dengan bisnis kecil-kecilan, dibangun dengan modal sendiri, berani menanggung resiko sendiri dan memiliki tujuan/rencana untuk mengembangkan usaha/bisnis tersebut lebih luas lagi.
- Bisnis kecil adalah suatu bentuk usaha berskala kecil yang dibangun dengan modal sendiri dan tidak memiliki tujuan/rencana untuk mengembangkan usaha/bisnisnya. Karena bisnis kecil biasanya hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari si pemilik usaha saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar